Archive for Oktober 2016
TUGAS II SOFFSKILL CHRISTIAN EKONOMI TEKNIK
EKONOMI
TEKNIK II
TUGAS
MAKALAH
Oleh:
CHRISTIAN
MANASYE
12414384
3IB05C
TEKNIK
ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA
TAHUN
AJARAN 2016/2017
TUGAS SOFTSKILL
EKONOMI TEKNIK
“CASH FLOW”
Selamat siang..
Puji syukur saya masih diberikan kesempatan oleh tuhan
untuk dapat menyelesaikan tugas soffskill in dengan baik .Tugas Softskill itu
bagi saya adalah tugas yang sangat Positif, mengapa demikian? Karna pada
dasarnya ilmu itu harus di tulis, maka dari itu seseorang yang bergelar
profesor pun harus menulis ratusan atau bahkan ribuan buku atau jurnal baru
bisa dikatakan ia adalah seorang profesor yang ahli pada bidang tertentu. Ini
lah yang menyebabkan saya berfikir bahwa tugas softskill itu sangat penting
untuk melatih seseorang dalam hal menulis atau mengarang. Akan tetapi sangat
disayangkan tugas softskill ini disalah gunakan oleh sebagian mahasiswa
(termasuk saya) malah menjadi ajang COPY PASTE atau dikenal
dengan COPAS, padahal sejatinya tugas Softskill ini sangat
bermanfaat bagi siapapun untuk melatih dirinya dalam hal menulis.
Saya berharap semoga Anda yang membaca blog saya ini
dapat mengambil manfaat yang banyak, dan mohon maaf apabila ada
kesalahan-kesalahan pada penulisannya atau penyusunannya yang kurang memuaskan.
Karna sejatinya saya manusia yang pastinya punya kekurangan dan pada sesi ini
pun saya masih belajar.
OK kita langsung pada inti materinya. Kali ini saya
ingin berbagi kepada Anda mengenai CLASH FLOW atau ALIRAN
UANG . tugas pada sesi pertama ini saya dapatkan dari Mata kuliah
Ekonomi Teknik yang dibimbing oleh Dosen pak Mudrika. Selamat Membaca
A.
Aliran Uang
(Cash Flow) dan Penyusunnya
a.
Pengertian
Aliran Uang (Cash Flow)
Pengerian sederhana dari Cash Flow adalah arus uang
kas yang keluar dan uang kas yang masuk akibat dari aktivitas suatu
perusahaan pada suatu periode. Jika pengertian Umumnya berdasarkan sumber Wikipedia
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang di hasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas)
perusahaan.
Fungsi dari Cash Flow ini adalah sebagi berikut :
·
Berfungsi
sebagai indikator jumlah arus kas pada masa yang akan datang serta untuk
menilai kecermatan atas taksuran arus kas yang telah dibuat sebelumnya
·
Berfungsi
sebagai alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan kas keluar selama
periode pelaporan
·
Berfungsi
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dana mengevaluasi
perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah (termasuk likuiditas¹ dan solvabilitas²)
Aliran Uang atau Arus Kas atau Cash Flow ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut :
·
Aliran Kas
Awal (initial Cash Flow) adalah aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan
investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas
awal dapat dikatakan aliran kas keluar (Cash Out Flow).
·
Aliran Kas
Operasional (Operational Cash Flow) adalah aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh
sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).
·
Aliran Kas
Akhir (Terminal Cash Flow) adalah aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai
residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan
proyek
b.
Penyusunan
Aliran Uang dan Perhitungannya
1.
Prosedur
Penyusunan Laporan Aliran Uang
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi
(PSAK) No.2 yang dapat dipergunakan perusahaan terdapat dua metode untuk
menyajikan laporan aliran uang, yaitu :
- Metode Langsung
Maksudnya adalah menggolongkan
berbagai kategori utama dari kegiatan operasi. Metode langsung kebih mudah
untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil
keputusan.
- Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan aliran uang
dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba
bersih tersebut sehingga diperoleh aliran uang dari aktivitas operasi.
Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total
yang sama untuk kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan aliran uang bersih
selama periode tertentu. Metode tersebut berebeda hanya dalam cara menunjukkan
aliran yang dari kegiatan operasi.
Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow :
1.
Menentukan
minimum uang
2.
Menyusun
estimasi penerimaan dan pengeluaran
3.
Menyusun perkiraan
kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit uang dan
membayar kembali pinjaman daripihak ketiga
4.
Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
finansial dan budget uang yang final.
2.
Rumus Untuk
Perhitungan Aliran Uang
- RAB = RAP + Profit RAP = RAB – 10% RAB RAP = 0,9 RAB
- Cash Flow ditinjau berdasarkan system pembayaran mingguan, dan termin progress 25%. Dengan pembanding tanpa uang muka, dan dengan uang muka 20%, dan 30%.
- Profit yang didapatkan kontraktor : Profit 10% RAB Profit = 0,1 RAB
- Besarnya tagihan kontaktor kepad owner : Tagihan = prestasi tagihan = RAP + Profit Tagihan = RAB
- Asumsi owner melakukan penahanan sebesar 5% dari tagihan (Halphin & Woodhead). Sehingga besarnya panahan adalah Panahan = 0,05 Tagihan Panahanan = 0,05 RAB
- Pembayaran dari Owner kepada kontraktor dilakukan setelah pekerjaan kotruksi selesai. Besarnya Pembayaran = Tagihan – 0,05 Tagihan Pembayaran = Tagihan - Panahanan
- Overdraft merupakan selisih antara biaya yang diperlukan dengan pembayaran : Overdraft = RAP - Pembayaran
- Bunga Overdraft = 12% pertahun = 1% perbulan
- RAB = RAP + Profit RAP = RAB – 10% RAB RAP = 0,9 RAB
- Cash Flow ditinjau berdasarkan system pembayaran mingguan, dan termin progress 25%. Dengan pembanding tanpa uang muka, dan dengan uang muka 20%, dan 30%.
- Profit yang didapatkan kontraktor : Profit 10% RAB Profit = 0,1 RAB
- Besarnya tagihan kontaktor kepad owner : Tagihan = prestasi tagihan = RAP + Profit Tagihan = RAB
- Asumsi owner melakukan penahanan sebesar 5% dari tagihan (Halphin & Woodhead). Sehingga besarnya panahan adalah Panahan = 0,05 Tagihan Panahanan = 0,05 RAB
- Pembayaran dari Owner kepada kontraktor dilakukan setelah pekerjaan kotruksi selesai. Besarnya Pembayaran = Tagihan – 0,05 Tagihan Pembayaran = Tagihan - Panahanan
- Overdraft merupakan selisih antara biaya yang diperlukan dengan pembayaran : Overdraft = RAP - Pembayaran
- Bunga Overdraft = 12% pertahun = 1% perbulan
Contoh Cash
Flow
Uraian
|
Menurut
lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
|
Rp. 400
juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400
juta
|
-Total
Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200
jutaRp. 100 juta
|
Kas
KeluarKas Masuk
|
Rp. 200
jutaRp. 100 juta
|
|
Rp. 100
juta
|
||
|
Rp. 50
juta
|
||
Laba
Setelah Pajak (EAT)
|
Rp. 50
juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan =
50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning
Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning
After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi
perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau
perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang
dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan
laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
- b. Net Present Value
Aplikasi
Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu
perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.
50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %,
perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah
keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1
CF2 CF3
CFN
PV
= +
+
+….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2
(1+i)3
(1+i)n
NPV=
∑ PV Cash flow – Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Interest
Rate(3)
|
Present
Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
17.500.000
|
0,833
|
Rp.
14.577.500
|
2
|
Rp.
19.000.000
|
0,694
|
Rp.
13.186.000
|
3
|
Rp.
20.500.000
|
0,579
|
Rp.
11.869.500
|
4
|
Rp.
22.000.000
|
0,482
|
Rp.
10.604.000
|
5
|
Rp.
24.500.000
|
0,402
|
Rp.
9.849.000
|
Total
present valueOriginal investment
|
Rp.
60.086.000Rp. 50.000.000
|
||
Net
Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan
kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena
NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5
tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow
sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi
Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu
perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan
arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5
tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Intrest
Rate(3)
|
Present
Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
25.000.000
|
0,833
|
Rp.
20.825.000
|
2
|
Rp.
25.000.000
|
0,694
|
Rp.
17.350.000
|
3
|
Rp.
25.000.000
|
0,579
|
Rp.
14.475.000
|
4
|
Rp.
25.000.000
|
0,482
|
Rp.
12.050.000
|
5
|
Rp.
25.000.000
|
0,402
|
Rp.
10.050.000
|
Total
present valueOriginal investment
|
Rp.
74.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Net
Present Value
|
Rp.
24.750.000
|
Berdasarkan
kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena
NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5
tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow
sebesar Rp. 24.750.000
- Profit Sharing
Dari contoh
diatas. Disini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai
kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit
Sharing, dengan tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu
perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.
50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash
flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah
keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah
Bagi Hasil(3)
|
Profit
Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
17.500.000
|
0,2
|
Rp.
3.500.000
|
2
|
Rp.
19.000.000
|
0,2
|
Rp.
3.800.000
|
3
|
Rp.
20.500.000
|
0,2
|
Rp.
4.100.000
|
4
|
Rp.
22.000.000
|
0,2
|
Rp.
4.400.000
|
5
|
Rp.
24.500.000
|
0,2
|
Rp.
4.900.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp.
20.700.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit
Sharing
|
Rp.
-29.300.000
|
Berdasarkan
analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih kecil dari jumlah investasi.
Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam
proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp.
-29.300.000
Namun, dalam
analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat
ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam
hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya,
berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana
terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah
Bagi Hasil(3)
|
Profit
Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
17.500.000
|
0,5
|
Rp.
8.750.000
|
2
|
Rp.
19.000.000
|
0,5
|
Rp.
9.500.000
|
3
|
Rp.
20.500.000
|
0,5
|
Rp.
10.250.000
|
4
|
Rp.
22.000.000
|
0,5
|
Rp.
11.000.000
|
5
|
Rp.
24.500.000
|
0,5
|
Rp.
12.250.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp.
51.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit
Sharing
|
Rp.
1.750.000
|
Berdasarkan
analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah
Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi
Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu
perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan
arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5
tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil
80:20.
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah
Bagi Hasil(3)
|
Profit
sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
2
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
3
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
4
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
5
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp.
25.000.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit
Sharing
|
Rp.
-25.000.000
|
Berdasarkan
kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang
diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit
sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda
hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya
60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu
investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya,
jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah
antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian
kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis
kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash
flow bersih yang lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan
mengalami kerugian.
Berikut ini
adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran perusahaan PT. Usaha Anda yang
bergerak dibidang industri makanan dalam waktu enam bulan.
Untuk
menyusun proyeksi arus kas untuk bulan January sampai dengan bulan juni,
dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
- Saldo kas awal Rp 10,000,000
- Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan
- Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.
ESTIMASI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
PT.USAHA CHRISTIAN
Periode
januari – February 2006
(dalam
jutaan rupiah)
Dari asumsi
penerimaan dan pemasukan yang akan didapat pada enam bulan mendatang maka dapat
disusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dibawah ini :
Setelah
menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran, dapat terlihat bahwa pengeluaran
pada bulan January lebih besar dari penerimaannya, sehingga perusahaan
mengalami deficit sebesar Rp 2,000,000. untuk menutupi deficit tersebut
perusahaan menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank. Besarnya
pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini maka untuk menjaga saldo
kas minimum yang harus dipelihara perusahaan maka perusahaan menggunakan
pinjaman dana sebesar Rp 2,000,000 dengan syarat ketentuan diatas. Untuk
melihat apakah perusahaan tersebut fleksibel atau tidak maka dapat dilihat
estimasi cash flow di bawah ini :
Dari
estimasi tersebut, kas perusahaan menunjukan hasil yang surplus dan perusahaan
dapat mengembalikan pinjaman bank sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
pada akhirnya perusahaan tersebut secara financial dapat dikatakan flexible.
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat kita lihat manfaat dari cash flow
- Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang..
- Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
- Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
- Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
- Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan pinjaman ke bank
- Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada
penulisan kali ini kita dapat menarik simpulan bahwasannya kita dapat
mengontrol aliran uang yang kita kehendaki dengan transparan tanpa adanya
kebohongan atau penggelapan uang yang marak terjadi. Mengapa kita harus
mengetahuinya, karena agar kita tidak dapat dibohongi begitu saja, dengan ilmu
yang kita pelajari tentang aliran uang ini dan kita pun dapat menghitungnya
dengan mudah, tidak akan mungkin kita tertipu jika kita selalu ada dalam
ketelitian atau kecermatan dalam membaca aliran uang tersebut.
3.2 Saran
Dalam
mengontrol aliran uang itu kita diperlukan ilmu yang mumpuni untuk mengontrol
akuntan atau pihak bagian keuangan yang berkewajiban menghitung atau mengelola
keuangan. Maka disarankan untuk mengetahui bagaimana cara memenejemen aliran
keuang tersebut perlu kita pelajari dan cara menghitungnya dalam koridor yang
transparan. Dengan demikian kita bisa tahu apa yang kita kerjakan dan orang
kerjakan untuk mengelola keungan tersebut tanpa ada kebohongan dan penggelapan
dana didalamnya.
Daftar
Pustaka